Rabu, 04 Desember 2013

LAFAL VOKAL BAHASA JAWA

A. Lafal Vokal A (nglegena)
I. Vokal A berlafal Jejeg bila terletak pada suku kata:
  1. terakhir terbuka, misalnya: iya, toya, kena, (ꦀꦶꦍ꧋ꦺꦆꦻꦍ꧋ꦄꦷꦁ) termasuk akhiran -a, -na, dan -ana (ꦀ꧋ꦁ꧋ꦀꦁ).
  2. terbuka di depan suku kata terakhir terbuka bervokal a tidak berklaster w atau y, misalnya: bapa, kuncara, swara (ꦑꦊ꧋ꦄꦸꦎꦖꦃ꧋ꦇꦜꦃ).
  3. tertutup nasal di depan suku kata terakhir bervokal a, misalnya: andha, tangga, pratandha, plangka (ꦀꦁꦟ꧋ꦆꦼꦐ꧋꧂ꦊꦆꦁꦟ꧋ꦊꦝꦼꦄ).
II. Berlafal miring bila terletak pada suku kata:
  1. terbuka di depan suku kata terakhir terbuka yang berklaster w dan y, misalnya: aswa, aywa, bagya, samya (ꦀꦇꦜ꧋ꦀꦍꦜ꧋ꦑꦐ꧀꧋ꦇꦏ꧀).
  2. terbuka di depan suku kata terakhir terbuka bervokal selain a, misalnya: kali, palu, pare (ꦄꦉꦶ꧋ꦊꦉꦸ꧋ꦊꦺꦃ).
  3. terbuka di depan suku kata terakhir tertutup, misalnya: samak, pait, pathok (ꦇꦏꦄꦿ꧋ ꦊꦀꦶꦆꦿ꧋ꦊꦺꦒꦻꦄꦿ).
  4. Awalan ka-, a-, dan ma- (ꦄ꧋ ꦀ꧋ ꦏ).
  5. selain seperti pada I.3 di atas, misalnya: ngantuk, kandhi, hoyag (ꦓꦁ꥛ꦹꦄꦿ꧋ꦄꦁꦟꦶ꧋  ꦺꦀꦻꦍꦐꦿ) .

B. Lafal Vokal I (      ꦶ/wulu )
I. Vokal I berlafal jejeg bila terletak pada suku kata:
  1. terbuka, misalnya:iki, bayi, kina (ꦀꦶꦄꦶ꧋ꦑꦍꦶ꧋ꦄꦶꦁ).
  2. tertutup nasal dan bukan suku kata terakhir, misalnya: sinta, kinjeng, cintraka (ꦇꦶꦁꦚ꧋ ꦄꦶꦎꦠꦷꦼ꧋ꦂꦶꦁ꥛᯺ꦄ).
  3. tertutup pada kata bersuku satu yang termasuk kata seru, misalnya: cih, ih (ꦂꦶꦾ꧋ꦀꦶꦾ).
  4. terakhir tertutup pada kata onomatope, misalnya cuwit, ciyit, prit (ꦂꦸꦈꦶꦆꦿ ꧋ ꦂꦶꦍꦶꦆꦿ꧋꧂ꦊꦶꦆꦿ).
  5. terakhir tertutup yang kemudian mendapat akhiranselain akhiran -na dan-ake misalnya: mancinga, miliha, wiwitana (ꦏꦎꦖꦶꦼꦓ꧋ꦏꦶꦉꦶꦾꦀ꧋ꦈꦶꦈꦶꦆꦚꦁ).
II. Berlafal miring bila terletak pada suku kata:
  1. tertutup pada kata bersuku satu yang tidak termasuk kata seru, misalnya: ing, pring, ping (ꦀꦶꦼ꧋꧂ꦊꦶꦼ꧋ꦊꦶꦼ).
  2. terakhir tertutup, misalnya: becik, kecik, puntir (ꦑꦷꦂꦶꦄꦿ꧋ꦄꦷꦂꦶꦄꦿ꧋ꦊꦸꦁꦚꦶꦽ).
  3. tertutup selain suku kata terakhir dan penutupnya selain nasal, misalnya: priksa, sulistya, pista (꧂ꦊꦶꦄꦛ꧋ꦇꦸꦉꦶꦇ꥛꧁꧋ꦊꦶꦇꦚ).

C. Lafal Vokal U (  ꦸ  /suku)
I. Vokal U berlafal jejeg bila terletak pada suku kata :
  1. terbuka, misalnya: tau, tahu, tuwa, pusaka (ꦆꦀꦸ꧋ꦆꦀꦸ꧋ꦆꦸꦈ꧋ꦊꦸꦇꦄ).
  2. tertutup pada kata bersuku satu yang termasuk kata seru, misalnya: hus, lur, wut (ꦀꦸꦇꦿ꧋ꦉꦸꦽ꧋ꦈꦸꦆꦿ).
  3. tertutup nasal yang bukan suku kata terakhir, mislnya: muncul, sungkan, pungkasan (ꦏꦸꦎꦖꦹꦉꦿ꧋ꦇꦸꦼꦄꦁꦿ꧋ꦊꦸꦼꦄꦇꦛꦁꦿ).
  4. terakhir tertutup yang kemudian mendapat akhiran selain -na dan -ake, misalnya: gandhulan, butuhe (ꦐꦁꦟꦸꦉꦝꦁꦿ꧋ꦑꦸꦆꦸꦾꦺꦀ).
II. Berlafal miring bila terletak pada suku kata :
  1. tertutup pada kata bersuku satu yang bukan kata seru, misalnya: mung, pur, lung, jun (ꦏꦸꦼ꧋ꦊꦸꦽ꧋ꦉꦸꦼ꧋ꦌꦸꦁꦿ).
  2. terakhir tertutup, misalnya: sampun, mancur (ꦇꦏꦞꦸꦁꦿ꧋ꦏꦎꦖꦹꦽ).
  3. tertutup selain nasal dan bukan suku kata terakhir, misalnya: purnama, sukma, duksina (ꦊꦸꦽꦁꦏ꧋ꦇꦸꦄꦣ꧋ꦅꦸꦄꦛꦶꦁ).

D. Lafal Vokal E  ( ꦺ /taling)
I. Vokal E berlafal jejeg bila terletak pada suku kata:
  1. terbuka pada kata bersuku satu, misalnya: he, le, Be, Je (ꦺꦀ꧋ꦺꦉ꧋ꦺꦮ꧋ꦺꦌ).
  2. terakhir terbuka, misalnya: thole, jae, cere (ꦺꦒꦻꦺꦉ꧋ꦌꦺꦀ꧋ꦺꦂꦺꦃ).
  3. terbuka sebagai permulaan kata bersuku tiga, misalnya: kewala, kemawon, rewanda (ꦺꦄꦈꦉ꧋ꦺꦄꦏꦺꦈꦻꦁꦿ꧋ꦺꦃꦈꦁꦙ).
  4. terbuka di depan suku terakhir terbuka bervokal selain i dan u, misalnya: kreta, ceko, cere (ꦺ᯻ꦄꦆ꧋ꦺꦂꦺꦄꦻ꧋ꦺꦂꦺꦃ).
  5. terbuka di depan suku terakhir tertutup bervokal selain e dan e (pepet), misalnya: kewran, eman, ewuh (ꦺꦄ꧂ꦈꦁꦿ꧋ꦺꦀꦏꦁꦿ꧋ꦺꦀꦈꦸꦾ).
  6. tertutup nasal di depan suku terakhir terbuka bervokal selain i dan u, misalnya: endra, senthe (ꦺꦀꦁꦙ꧃꧋ꦺꦇꦺꦁꦦ).
  7. tertutup nasal di depan suku terakhir tertutup bervokal selain e dan e (pepet), misalnya: slendhang, jenggot (ꦺꦇꦝꦁꦟꦼ꧋ꦺꦌꦼꦺꦐꦻꦆꦿ).
II. Berlafal miring bila terletak pada suku kata:
  1. terbuka di depan suku terakhir terbuka bervokal i dan u, misalnya: melu, edi, peni (ꦺꦏꦉꦸ꧋ꦺꦀꦅꦶ꧋ꦺꦊꦁꦶ).
  2. terbuka di depan suku terakhir tertutup bervokal e dan e, misalnya: leren, geret, mesem (ꦺꦉꦺꦃꦁꦿ꧋ꦺꦐꦺꦃꦆꦿꦺꦏꦇꦷꦏꦿ).
  3. tunggal tertutup, misalnya: rek, es, bel (ꦺꦀꦇꦿ꧋ꦺꦃꦄꦿ꧋ꦺꦑꦉꦿ).
  4. terakhir tertutup, misalnya: dumeh, akeh, awet (ꦅꦸꦺꦏꦾ꧋ꦀꦺꦄꦾ ꧋ꦺꦀꦈꦆꦿ).
  5. tertutup di depan suku terakhir terbuka bervokal i dan u, misalnya: esthi, bendi, estri (ꦺꦀꦇꦦꦶ꧋ꦺꦑꦁꦙꦶ꧋ꦺꦀꦇ꥛᯺ꦶ).
  6. tertutup di depan suku terakhir tertutup bervokal e dan e, misalnya: kendel, jengkel, senggek (ꦺꦄꦁꦙꦷꦉꦿ꧋ꦺꦌꦼꦺꦄꦉꦿ꧋ꦺꦇꦼꦺꦐꦄꦿ).

E. Lafal Vokal O (ꦺ_ꦻ /taling tarung)
I. Vokal O berlafal jejeg bila terletak pada suku kata:
  1. terbuka pada kata bersuku satu, misalnya: so, lo, o (ꦺꦇꦻ꧋ ꦺꦉꦻ꧋ ꦺꦀꦻ).
  2. terakhir terbuka, misalnya: maido, gendruwo (ꦏꦀꦶꦺꦅꦻ꧋ꦐꦷꦁꦙ꧃ꦹꦺꦈꦻ).
  3. terbuka sebagai suku pertama kata bersuku tiga, misalnya: locita, lodhaya (ꦺꦉꦻꦂꦶꦆ꧋ ꦺꦉꦻꦋꦍ).
  4. terbuka di depan suku terakhir tertutup bervokal selain o dan e, misalnya: osik, kopyah, golek (ꦺꦀꦻꦇꦶꦄꦿ꧋ꦺꦄꦻꦊ꧀ꦾ꧋ꦺꦐꦻꦺꦉꦄꦿ).
  5. terbuka di depan suku terakhir terbuka bervokal selain i dan u, misalnya: poma, kowe, kono (ꦺꦊꦻꦏ꧋ꦺꦄꦻꦺꦈ꧋ꦺꦄꦻꦺꦁꦻ).
  6. tertutup nasal di depan suku terakhir terbuka bervokal e dan o, misalnya: ondhe-ondhe, bongko (ꦺꦀꦻꦺꦁꦟꦺꦀꦻꦺꦁꦟ꧋ꦺꦑꦼꦻꦺꦄꦻ).
  7. tertutup nasal di depan suku terakhir bervokal selain o dan e, misalnya: ponthang, grombyang, plontheng (ꦺꦊꦻꦁꦦꦼ꧋ꦺ᯻ꦐꦻꦏꦥ꧁ꦼ꧋ꦺꦊꦝꦻꦺꦁꦦꦼ).
  8. terakhir tertutup kemudian ,mendapat akhiran selain -na dan -ake.
II. Berlafal miring bila terletak pada suku kata:
  1. terbuka di depan suku terakhir terbuka bervokal i dan u, misalnya: kopi, roti, bolu (ꦺꦄꦻꦊꦶ꧋ꦺꦃꦻꦆꦶ꧋ꦺꦑꦻꦉꦸ).
  2. terbuka di depan suku terakhir tertutup bervokal o dan e, misalnya: godhog, borok, owel (ꦺꦐꦻꦺꦋꦻꦐꦿ꧋ꦺꦑꦻꦺꦃꦻꦄꦿ꧋ꦺꦀꦻꦈꦷꦉꦿ).
  3. tertutup pada kata bersuku satu, misalnya: dom, nom, lor (ꦺꦅꦻꦏꦿ꧋ꦺꦁꦻꦏꦿ ꧋ꦺꦉꦽꦻ).
  4. terakhir tertutup, misalnya: trocoh, anjlog (ꦺ᯻ꦆꦻꦺꦂꦻꦾ꧋ꦀꦎꦿꦺꦌꦝꦻꦐꦿ).
  5. tertutup nasal di depan suku terakhir bervokal selain e dan o , misalnya: kongsi, jongki (ꦺꦄꦼꦻꦇꦶ꧋ꦺꦌꦼꦻꦄꦶ).
  6. tertutup nasal di depan suku terakhir tertutup bervokal e dan o, misalnya: sonten, konjem, plonthos (ꦺꦇꦻꦁꦚꦷꦁꦿ꧋ꦺꦄꦻꦎꦠꦷꦏꦿ꧋ꦺꦊꦝꦻꦺꦁꦦꦻꦇꦿ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar